Proyek mobil Indonesia sepertinya memang selalu bermasalah. Pernahkah Anda mendengar tentang mobil Timor yang digadang-gadang menjadi mobil nasional pada pertengahan tahun 1998? Mobil Timor atau singkatan dari “Teknologi Industri Mobil Rakyat” ini dirancang akan menjadi mobil nasional seperti Proton di Malaysia.
Mobil Timor, yang sudah terlanjur dibebaskan dari berbagai biaya yang sering dikenakan pada mobil buatan luar, akhirnya mampat, seiring dengan krisis ekonomi dan jatuhnya rezim Soeharto. Belakangan juga diketahui bahwa Timor ternyata adalah Kia Sephia 1995 yang diberi kosmetik dan label berbeda.
Dua tahun sebelum Timor pun, BJ. Habibie sempat membuat proyek mobil nasionalMaleo berkapasitas 1200cc. Namun sayang, proyek tersebut mampat karena pembiayaan proyek Mobil Timor menyedot sebagian besar budget mobil nasional.
Indonesia sebenarnya juga pernah memiliki mobil buatan sendiri, yaitu mobil dengan desain, mesin, perakitan dan lainnya dilakukan di Indonesia walaupun masih menggunakan merk asing, yaitu Toyota Corolla dan Mazda Van tren.
Lepas dari beberapa hal di atas, pada tahun-tahun belakangan ini sebenarnya sudah banyak inovasi anak bangsa yang bermunculan. Berikut adalah beberapa mobil Indonesia hasil kreativitas anak bangsa yang menciptakan inovasi berupa ide, miniatur, hingga wujud nyata.
Mobil Tucuxi
Dahlan Iskan, Si Anak Singkong seperti yang tertulis dalam bukunya adalah pemrakarsa mobil ini. Mobil Tucuxi adalah mobil listrik yang diproduksi anak bangsa disebuah bengkel di Yogyakarta. Mobil ini didesain menyerupai mobil sport. Dengan desain rapi dan unik, mobil ini sempat digadang-gadang akan diproduksi massal dan dipasarkan ke seluruh Indonesia.
Tentu mobil-mobil berdaya listrik seperti ini juga memberi dampak yang baik pada lingkungan karena tidak akan menimbulkan polusi udara seperti mobil berbahan bakar pada umumnya. Tetapi sayang, mobil ini mengalami kecelakaan pada saat uji coba berkendara. Sampai saat ini, bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi dan bagaimana kelanjutan proyek Tucuxi masih kontroversial.
Mobil Selo
Mobil ini masih ada hubungannya dengan Dahlan Iskan, pasalnya beliau jugalah yang memprakarsai proyek mobil Selo ini. Mobil ini juga didesain menyerupai mobil sport Eropa dengan kapasitas mesin yang hampir sama tetapi menggunakan tenaga listrik.
Meskipun hingga saat ini masih terjadi pro-kontra dengan masyarakat Indonesia, namun proyek ini dikabarkan terus berjalan. Pro-kontra tersebut diyakini karena proyek ini juga menjalin kerjasama dengan Proton dari Malaysia.
Mobil Gendhis
Mobil Gendhis ini hampir sama dengan mobil Selo. Bedanya, mobil Indonesia ini tidak berjenis sport namun berjenis van atau mobil keluarga. Meskipun sudah dipamerkan di masyarakat, mobil yang namanya diambil dari bahasa Jawa yang artinya gula ini juga mampat pegerjaannya. Salah satu penyebabnya adalah pro-kontra yang sedang terjadi.
Pasalnya mobil ini adalah hasil kerjasama ilmuwan Indonesia dan Proton. Meskipun memiliki prospek yang cukup baik ke depannya, namun mobil ini masih belum jelas kapan akan diproduksi secara massal dan dipasarkan di tengah masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, mobil ini tetap menjadi salah satu kreativitas anak bangsa yang penting untuk terus dikembangkan.
Bus Omah Mlaku
Omah mlaku artinya rumah yang berjalan. Seperti namanya, bus ini dirancang untuk menjadi bus wisata mewah sekelas hotel berbintang. Pada saat berada di dalamnya, Anda akan merasa seperti di dalam rumah.
Bus ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang mumpuni, seperti kursi yang ditata layaknya ruang tamu dan fasilitas hiburan yang lengkap. Bus wisata mewah ini sudah diproduksi di perakitan-perakitan lokal di Indonesia. Sayangnya, bus ini masih menggunakan komponen-komponen impor dalam perakitannya.
Mobil Bertenaga Angin.
Selain energi listrik, energi angin bisa menjadi salah satu alternatif untuk mobil bebas polusi. Dokter Helmi Djafar adalah penemu serta peneliti mobil ini. Mobil Indonesia yang sedang dalam tahap pengembangan ini memiliki konsep yang sangat bagus untuk menjawab tantangan masa depan. Mobil ini memanfaatkan pemuaian udara sebagai pengganti bahan bakar.
Dengan desain yang dinamis, mobil ini diharapkan mampu memanfaatkan udara atau angin semaksimal mungkin untuk membuat dirinya berjalan. Jika dilihat dari luar, mobil tenaga angin ini memang mirip dengan mobil tahun 70-an. Namun, mobil ini digadang-gadang akan dimodifikasi menjadi mobil generasi ke-2 yang lebih kecil, super modern, dan ringan.
Mobil Centrums (Central of Unnamed System)
Mobil yang satu ini berbeda dengan mobil tenaga listrik atau tenaga angin, namun lebih mirip dengan helikopter atau pesawat terbang. Jika berhasil dikembangkan, mobil centrums akan menjadi mobil terbang yang pertama kali di Indonesia. Selain untuk memecahkan masalah polusi, mobil ini juga dirancang untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.
Mobil ini dikembangkan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bekerjasama dengan sebuah universitas yang ada di Jerman. Mobil yang berkemampuan take off vertikal seperti helikopter ini memang sudah menghabiskan biaya ratusan milyar rupiah dalam proses pengembangannya. Namun, tentunya angka tersebut belum sebanding dengan manfaat yang akan didapatkan bila benar-benar berhasil dikembangkan.
Mobil Komodo PT. Pindad
Berbeda dengan mobil-mobil di penjelasan sebelumnya. Komodo adalah mobil tempur. PT Pindad sendiri adalah BUMN yang bergerak dibidang kemiliteran.
Mobil Indonesia ini sudah memiliki kualitas internasional. Komodo dikabarkan memiliki kualitas yang lebih baik dari mobil Humvee milik Amerika serta lebih ringan dan tangguh melebihi Sherpa milik Perancis. Dengan harga 2-3 milyar, mobil ini sudah bisa digunakan untuk berbagai aktivitas pengamanan dan pertahanan.
No comments:
Post a Comment